Mediakompppak.com, Malang- Polemik jalan tembus di Griya Shanta kian memanas, hal tersebut dikarenakan terjadi penolakan keras oleh warga RW 12 Perumahan tersebut.
Hal terkait rencana proyek jalan tembus yang akan menghubungkan kawasan Perumahan Griya Shanta Kota Malang dengan wilayah sekitar menuai penolakan keras dari warga setempat.
Warga setempat menilai, bahwa Jalan tembus tersebut adalah dirasa menguntungkan pihak lain atau diduga pengembang perumahan baru yang sekarang sedang ada rencana pembangunan.
Gapura masuk RW 12 Perumahan Griya Shanta, kawasan yang warganya di pasang spanduk terkait penolakan ini yang bertuliskan menolak rencana pembukaan jalan tembus.
Ketua RT 04 Perumahan Griya Shanta, H. Sugiharso, yang juga mewakili kesepakatan 8 RT di wilayah RW 12, mengatakan warga menolak rencana pembukaan jalan tembus karena belum ada manfaat publik yang konkret.
Ia khawatir proyek tersebut justru menjadi celah bagi kepentingan “swasta” untuk memperluas akses bisnis di area perumahan.
“Kami bukan menolak pembangunan. Tapi kalau proyek jalan tembus ini hanya menguntungkan pihak swasta, tentu kami tidak setuju. Pemerintah sebaiknya juga harus memastikan dulu kelas jalannya sebelum mengambil keputusan,” tegas H. Sugiharso, Rabu (23/10/2025).
Menurutnya, prioritas pemerintah seharusnya berpihak kepada masyarakat, bukan membuka akses baru yang justru bisa menambah beban lalu lintas dan mengganggu ketertiban lingkungan warga Perumahan Griya Shanta.
“Kami hanya ingin kepentingan warga yang didahulukan, bukan kepentingan yang diduga berpihak pada oligarki. Kalau alasan jalan tembus ini untuk mengurai kemacetan, lalu bagaimana dengan kelas jalan di dalam perumahan? Apakah sudah sesuai jika nantinya dilalui kendaraan besar seperti truk? Yang ada justru jalan makin rusak, nanti proyek lagi, keluar uang lagi,” ujarnya.
“Prinsipnya, setiap kebijakan pemerintah seharusnya berlandaskan asas kepentingan umum. Artinya, kepentingan publik harus diutamakan di atas kepentingan pribadi atau kelompok mana pun,” tambah Sugiharso.
Lokasi tembok di Perumahan Griya Shanta yang disebut-sebut akan dibongkar sebagai akses jalan tembus menuju kawasan lain.
Sugiharso juga menyoroti lemahnya komunikasi antara pemerintah dan warga. Ia mengaku, hingga kini belum pernah ada dialog terbuka yang menjelaskan arah dan tujuan pembangunan jalan tembus tersebut secara transparan.
“Pemerintah seharusnya terbuka, jelaskan secara jujur untuk apa jalan itu ditembus. Jangan ada kepentingan yang diduga hanya menguntungkan oligarki. Kami tidak ingin ada permainan atau kebohongan. Warga sudah terlalu sering jadi korban kebijakan yang tidak berpihak,jangan ditutup- tutupi,” ungkapnya.
Sebelumnya warga telah musyawarah di balai RW 12 perumahan Griya Shanta beberapa hari lalu untuk membahas rencana jalan tembus tersebut, dihadiri oleh 8 Ketua RT dan tokoh masyarakat
Dari hasil rumusan musyawarah tersebut menyebutkan bahwa dari 8 RT yang ada di RW 12 Semua menyatakan menolak untuk di tembus.
Sementara itu, pihak Pemerintah Kota Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Malang belum berhasil dimintai keterangan. Red
