Surabaya,mediakompppak.com kasus, seperti di Kawasan pergudangan tambajk osowilangun benowo kota Surabaya, menunjukkan korelasi antara pembangunan pergudangan yang buruk dengan kejadian banjir di area sekitarnya.
Ini akibat perencanaan yang buruk dapat mengakibatkan banjir:
Perubahan tata guna lahan yang awalnya dahulu Kawasan kelurahan tambak osowilangun adalah Kawasan tanah produktiv dalam bidang pertanian budi daya tambak ikan dan garam, sejak 1980 investor datang alih funsi lahan besar besaran dilakukan tambak menjadi pergudangan
Kelurahan Tambak Osowilangun di Surabaya termasuk dalam kawasan strategis yang direncanakan sebagai pusat industri dan akan dikembangkan secara produktif, aman, dan berkelanjutan, sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya
Tapi sayangnya setiap Pembangunan pergudangan disana sudah melenceng jauh dari dokumen amdal. .
Banyak kasus terjadi di mana lahan yang seharusnya berfungsi sebagai daerah resapan, seperti hutan atau rawa, diubah menjadi kawasan pergudangan. Akibatnya, fungsi alami lahan untuk menampung air hilang, pengelolahan saluran drainase yang tidak dikontrol dan tidak dipelihara , tidak ada pihak manapun yang megawasinya , baik pemerintah maupun pengelola pergudangan disana , sehiongga tiap musim hujan banjir dan ini merugikan Masyarakat sekitar.
Pembangunan gudang biasanya melibatkan penutupan lahan hijau dengan material kedap air seperti beton dan aspal. Hal ini mencegah air hujan meresap ke dalam tanah, sehingga menyebabkan peningkatan volume limpasan air ke permukaan.
Dinas lingkungan hidup kota Surabaya tidak punya nyali untuk masuk Kawasan pergudangan di kelurahan tambak osowilangun. Sehingga pembiaran ini dilakukan terus menerus oleh para pengusaha yang tidak memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan.
Saluran drainase yang dibangun sering kali tidak diperhitungkan dengan cermat sesuai kapasitas air dan luas lahan yang dibangun. Akibatnya, saluran tersebut tidak mampu menampung volume air hujan, menyebabkan air meluap.
Sistem drainase di area pergudangan tidak terintegrasi dengan jaringan drainase yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat menimbulkan masalah di kemudian hari, terutama saat terjadi curah hujan ekstrem.
Penyumbatan, Tanpa pengelolaan lingkungan yang baik, drainase rentan tersumbat oleh sampah dan lumpur. Ini menghambat aliran air dan mempercepat terjadinya genangan.
Pembangunan yang tidak diawasi secara masimal oleh pemerintah kota memungkinkan pengembang mengabaikan standar teknis dan peraturan lingkungan yang seharusnya dipenuhi.
Pemanfaatan pergudangan yang tidak sesuai dengan fungsi rencana awal akan menyebabkan kerusakan lingkungan, termasuk banjir, dapat dikenai sanksi administratif hingga pidana.
Maka dari itu dinas lingkungan hidup kota Surabaya harus bertanggung jawab kata samsurin tohoh Masyarakat osowilangun
(Redaksi)
